BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bangsa
Indonesia sekarang ini sudah merdeka, walaupun pada kenyataannya bangsa
kita masih dijajah. Tetapi dalam bentuk yang begitu halus, sehingga tak
dapat merasakannya seperti halnya produk-produk dari jepang yang masuk
kedalam negeri. Produk jepang yang lebih murah dan guna barangnya sudah
dapat memenuhi criteria. Dahulu kita dijajah oleh bangsa Jepang masih
dalam bentuk kekerasan, sehingga semua rakyat Indonesia masih dapat
merasakan. Dengan kita mengetahui fenomena-fenomena terdahulu, yaitu
saat kita dijajah oleh bangsa jepang. Kerugian-kerugian apa saja yang
telah dirasakan oleh rakyat Indonesia. Sehingga kita dapat belajar dari
sejarah sejak jaman pendudukan Jepang.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa latar belakang jepang menguasai Indonesia?
2. Bagaimana zaman pendudukan Jepang di Asia Pasifik?
3. Bagaimana Pengekangan politik pada masa Pendudukan Jepang di Indonesia?
4. Bagaimana Pemerasan social ekonomi pada pemerintahan Jepang?
C. TUJUAN
- Menjelaskan latar belakang Jepang menguasai Indonesia.
- Menjelaskan zaman pendudukan Jepang di Asia Pasifik.
- Menjelaskan pengekangan politik pada masa pendudukan Jepang di Indonesia.
- Menjelaskan pemerasan sosial ekonomi pada pemrintahan Jepang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar belakang Jepang menguasai Indonesia
1. Modernisasi Jepang
Bangsa
barat yang pertama kali mendobrak politik isolasi Jepang adalah Amerika
Serikat. Pada tahun 1853, angkatan laut Amerika Serikat di bawah
pimpinan Commodore Metthew Calbraith Perry tiba di Teluk Yokohama.
Tujuannya untuk meminta kepada pemerintah Jepang membuka kota-kota
pelabuhannya bagi keperluan perniagaan (perdagangan). Namun, pemerintah
Jepang yang diwakili oleh Shogun dari Keluarga Tokugawa meminta waktu
untuk mempertimbangkannya.
Pada
tahun 1854, Commodore Perry kembali ke Jepang yang dilanjutkan dengan
dibuatnya perjanjian Shimoda. Tujuan dari perjanjian itu adalah untuk
membuat kesepakatan hubungan antara Jepang dengan Amerika Serikat. Namun
perjanjian yang disepakati antara Shogun dengan Amerika Serikat itu
menyebabkan munculnya golongan-golongan yang tidak setuju atau
menentang pembukaan Jepang dan sekaligus menentang politik Shogun.
Pada
dasarnya di Jepang terdapat dua kekuasaan pemerintah, yaitu
pemerintahan Shogun yang berkududukan di Edo dan pemerintahan Kaisar
(Tenno) yang berpusat di Kyoto. Pada tahun 1867 Kaisar Komei meninggal
dunia dan digantikan oleh puteranya yang bernama Pangeran Mutshuhito
dengan gelar Tenno Meiji. Gerakan untuk mengembalikan kekuasaan ke
tangan Kaisar semakin kuat dan mencapai puncaknya. Shogun Yosinobu
meletakkan jabatannya pada tanggal 8 November 1867. Untuk mengakhiri
kekuasaan Shogun itu, maka Jepang memasuki era baru, dimana kekuasaan
kembali berada di tangan Kaisar (Tenno). Peristiwa ini dikenal dengan
Restorasi Meiji. Kaisar Meiji melakukan pembaharuan di segala bidang
kehidupan masyarakat Jepang dengan tujuan untuk mengejar
ketinggalan-krtinggalan dari bangsa-bangsa Barat. Tahun 1873 diadakan
wajib militer bagi semua lapisan masyarakat dan juga bentuk tentara
nasional dengan segala perlengkapannya yang dibeli dari negara-negara
Barat. Pada tahun 1871 dibentuk departemen pengajaran serta
dikeluarkanlah wajib belajar terhadap anak-anak usia 6-14 tahun,dan
Jepang menjadi negeri pertama di dunia yang bebas buta huruf. Pada tahun
1873 dibentuk sistem pajak baru. Dengan demikian setelah Restorasi
Meiji dalam waktu yang cukup singkat Jepang menjadi negara maju dan
dapat mengangkat dirinya sejajar dengan negara-negara Barat.
2. Akibat Modernisasi dan Politik Imperialisme Jepang
Industri
Jepang maju dengan cepat sejak terjadinya modernisasi tahun 1868,
begitu pula dengan jumlah penduduk semakin bertambah sehingga
berpengaruh pada bidang ekonomi. Ketika Jepang merasa dirinya telah kuat
timbul keinginan untuk mengikuti jejak bangsa-bangasa Barat dalam usaha
untuk mendapatkan daerah-daerah jajahan. Menjelang akhir abad ke-19
(1894-1895) terjadi perang Jepang-Cina. Dalam perang ini Jepang
memperoleh kemenangan. Kemudian pada tahun 1904-1905 terjadi perang
antara Jepang-Rusia dan Jepang berhasil memukul mundur pasukan Rusia di
Manchuria. Pada perang Dunia I (1914-1918) Jepang terlibat perang
melawan Jerman dengan tujuan untuk mendapatkan daerah-daerah jajahan
Jerman di Asia. Pada tahun 1931 Jepang malakukan serangan terhadap
Manchuria dan berhasil menguasai sebagian besar dari daerah Manchuria
dalamwaktu 6 bulan. Pertikaian tentanra Jepang dengan Cina terus
berkobar. Dalam tahun 1937 diawali dengan terjadinya insiden di atas
jembatan Marco Polo, Jepang dengan persenjataan yang serba modern
mengadakan pendaratan secara besar-besaran di Cina Utara dan Tengah.
Setelah insiden itu, Presiden Cina Chiang Kai Shek memaklumkan bahwa
telah terjadi perang Cina dan Jepang. Dengan adanya perang Jepang-Cina,
mulailah Baron Tanaka merebut wilayah-wilayah yang ada di Laut Selatan
dan Asia Timur Raya.perang ini ternyata menggoncangkan suasana di daerah
Pasifik, sehingga masing-masing negara yang sedang berkuasa pada saat
itu di daeerah Pasifik memperkuat kedudukannya,sehingga tanda-tanda akan
meletusnya perang Pasifik mulai tampak nyata.
3. Pengaruh Modernisasi Jepang di Asia Pasifik
a. Bidang politik
Kemenangan
Jepang terhadap Rusia telah membangkitkan bangsa-bangsa Asia untuk
menentang imperialisme Barat. Gerakan nasionalisme bermunculan, seperti
di Indonesia Lahirnya Budi Utomo (1908), di Vietnam lahir Vietnam
Restoration League (1907).
b. Bidang militer
Tentara
Jepang dikenal dengan Pasukan Kate (karena orang-orang Jepang
pendek-pendek), yang memiliki semangat Bushido yang tinggi yang
ditunjang oleh persenjataan modern. Ekspansi Jepang yang selalu berhasil
akhirnya menyadarkan bengsa-bangsa Barat terhadap bahaya “Kuning” yang
dari arah utara.
c. Bidang ekonomi
Jepang
berusaha untuk merebut pasaran hasil industri dengan melaksanakan
Politik Dumping. Negara-negara yang kaya dengan hasil bahan industri
akan bekerjasama dengan Jepang sebagai negara yang maju industrinya,
sehingga akan terjadi kerjasama yang serasi untuk meningkatkan
kemakmuran bersama.
B. Zaman Pendudukan Jepang di Indonesia
1. Masuknya Jepang ke wilayah Indonesia
Sebagai negara fasis-militerisme
di Asia, Jepang sangat kuat, sehingga meresahkan kaum pergerakan
nasional di Indonesia. Sedangkan sikap pergerakan politik bangsa
Indonesia dengan tegas menentang dan menolak bahwa fasisme sedang
mengancam dari arah utara. Sikap ini dinyatakan dengan jelas oleh
Gabungan Politik Indonesia (GAPI). Pada tanggal 8 Desember 1941 pecah
perang di Lautan Pasifik yang melibatkan Jepang. Angkatan perang Jepang
begitu kuat, sehinnga Hindia Belanda yang merupakan benteng kebanggan
Inggris di daerah Asia Tenggara akhirnya jatuh ke tangan pasukan Jepang.
Jatuhnya Singapura ke tangan Jepang pada tanggal 15 Februari 1941,
yaitu dengan ditenggelamkannya kapai induk Inggris bernama Prince of Wales dan Refulse,
sangat menggoncangkan pertahanan sekutu di Asia. Secara kronologis
serangan-serangan pasukan Jepang di Indonesia adalah sebagai berikut:
diawali dengan menduduki Tarakan (10 Januari 1942), kemudian Minahasa,
Sulawesi, Balikpapan, Ambon. Kemudian pada bulan Februari 1942 pasukan
Jepang menduduki Pontianak, Makassar, Banjarmasin, Pelembang dan Bali.
Kemudian di Batavia (5 Maret 1942), Bandung (8 Maret 1942)dan akhirnya
pasukan Belanda di Jawa Tengan menyerah kepada Panglima Bala Tentara
Jepang Imamura di Kalijati (Subang, 8 Maret 1942).
2. Penjajah Jepang di Indonesia
Pembesar
Bala Tentara Nippon memegang kekuasaan militer dan segala kekuasaan
yang dulu dipegang oleh gubernur Jendral (pada masa kekuasaan Belanda).
Dalam pelaksanaan sistem pemerintahan ini, kekuasaan atas wilayah
Indonesia dipegang oleh dua angkatan perang yaitu angkatan darat (Rikugun) dan angkatan laut (Kaigun). Masing-masing angkatan mempunyai wilayah kekuasaan. Dalam hal ini Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah kekuasaan yaitu:
a. Daerah Jawa dan Madura dengan pusatnya Batavia berada di bawah kekuasaan Rikugun.
b. Daerah Sumatra dan Semenanjung Tanah Melayu dengan pusatnya Singapura berada di bawah kekuasaan Rikugun.
c. Daerah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Irian berada di bawah kekuasaan Kaigun.
3. Organisasi Bentukan Jepang
a. Gerakan Tiga A
Gerakan
ini disebut Gerakan Tiga A karena semboyannya adalah Nippon Pelindung
Asia, Nippon Cahaya Asia, Nippon Pemimpin Asia. Gerakan ini dipimpin
oleh Syamsuddin SH. Namun dalam perkembangan selanjutnya gerakan ini
tidak dapat menarik simpati rakyat, sehinnga pada tahun 1943 Gerakan
Tiga A dibubarkan dan dibagi dengan Putera.
b. Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA)
Organisasi
ini dibentuk pada tahun 1943 dibawah pimpinan “Empat Serangkai”, yaitu
Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, KH Mas Mansyur. Gerakan
Putera ini pun diharapkan dapat menarik perhatian bangsa Indonesia agar
membantu pasukan Jepang dalam setiap peperangan yang dilakunnya.
Ternyata Gerakan Putera yang menjadi bentukan Jepang ini ternyata
menjadi bumerang bagi Jepang. Hal ini disebabkan oleh anggota-anggota
dari Putera yang memiliki sifat nasionalisme yang tinggi.
c. Pembela Tanah Air (PETA)
PETA
merupakan sebuah organisasi bentukan Jepang dengan keanggotaanya berisi
pemuda-pemuda Indonesia. Dalam organisasi PETA ini para pemuda bangsa
Indonesia dididik atau mendapatkan latihan kemiliteran dari pasukan
Jepang. Pemuda-pemuda inilah yang menjadi tiang utama perjuangan
kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia. Tujuan awalnya pembentuka
organisasi PETA ini adalah untuk memenuhi kepentingan peperangan Jepang
di Lautan Pasifik. Namun karena PETA bersifat nasional dan diaanggap
sangat membahayakan kedudukan Jepang atas wilayah Indonesia, maka pada
tahun 1944 PETA dibubarkan. Berikutnya Jepang mendirikan organisasi
lainnya yang bernama Perhimpunan Kebaktian Rakyat yang lebih terkenal
dengan nama Jawa Hokokai. Kepemimpinan organisasi ini berada di bawah
Komando Militer Jepang.
4. Perlawanan Rakyat terhadap Jepang
Buruknya kehidupan rakyat mendorong timbulnya perlawanan rakyat di beberapa tempat seperti:
a. Aceh pada tahun 1942
b. Karang Ampel, Sindang (Kabupaten Indramayu) tahun 1943
c. Sukamanah (Kabupaten Tasikmalaya) tahun 1943
d. Blitar pada tanggal 14 februari 1945
5. Dampak Pendudukan Jepang bagi Indonesia
a. Bidang politik
Sejak
masuknya kekuasaan Jepang di Indonesia, organisasi-organisasi politik
tidak dapat berkembang lagi. Bahkan pemerintah pendudukan Jepang
menghapuskan segala bentuk kegiatan organisasi-organisasi, kemudian
diganti dengan organisasi buatan Jepang, sehingga kehidupan politik pada
masa itu diatur oleh pemerintah Jepang.
b. Bidang ekonomi
Kedatangan
bengsa Jepang ke Indonesia berlatar belakang masalah ekonomi, yaitu
mencari daerah-daerah sebagai penghasil bahan mentah dan mahan baku.
Aktivitas perekonomian bangsa Indonesia pada zaman Jepang sepenuhnya
dipegang oleh pemerintah Jepang.
c. Bidang pendidikan
Pada
masa pendudukan Jepang di Indonesia, kehidupan pendidikan berkembang
pesat dibandingkan dengan pendudukan Hindia Belanda. Pemerintah
pendudukan Jepang memberikan kesempatan kepada bangsa Indonesia untuk
mengikuti pendidikan pada sekolah-sekolah yang dibangun oleh pemerintah.
d. Bidang kebudayaan
Jepang
sebagai negara fasis selalu berusaha untuk menanamkan kebudayaanya.
Salah satu cara Jepang adalah kebiasaan menghornat ke arah matahari
terbit.
e. Biadang sosial
Selama masa pendudukan Jepang kehidupan sosial masyarakat sangat memprihatinkan. Terlabih lagi rakyat dijadikan romusha (kerja paksa), sehingga banyak jatuh korban akibat kelaparan dan penyakit.
f. Bidang birokrasi
Kekuasaan
Jepang atas wilayah Indonesia dipegang oleh kalangan militer, yaitu
dari angkatan darat (rikugun) dan angkatan laut (kaigun). Dengan
demikian sistem pemerintahan atas wilayah diatur berdasarkan aturan
militer.
g. Bidang militer
Kekuasaan
Jepang atas wilayah Indonesia memiliki arti penting, khususnya dalam
bidang militer. Para pemuda bangsa Indonesia diberikan pendidikan
militer melalui organisasi PETA. Pemuda-pemuda yang tergabung dalam PETA
inilah yang nantinya menjadi inti kekuatan dan penggerak perjuangan
rakyat Indonesia mencapai kemerdekaannya.
C. PENGEKANGAN POLITIK
1. Pengendalian terhadap Pergerakan Nasional Indonesia
Jepang
adalah Negara di benua Asia yang tidak pernah mengalami penjajahan
bangsa-bangsa Barat. Abad ke 20 negara jepang mulai berhubungan dengan
bangsa-bangsa Barat. Pada waktu itu bangsa-bangsa barat telah memasuki
zaman modern sehingga Jepang mulai berkenalan dengan peradaban modern.
Dlam waktu pendek jepang terkenal rajin,tekun bekerja dan kuat menderita
itu telah dapat mengoper peradaban modern dari Dunia Barat. Jepang
dalam waktu pendek dapat unggul dalam bidang teknologi. Tetapi dalam
bidang rohaniah mereka tetap memelihara identitas JepangBudaya rohaniah
jepang tetap tidak berubah. Jepang berhasil mengawinkan budaya warisan
nenek moyang dengan teknologi Barat. Pada lahirnya mereka mencontoh
tatahidup dan tatakarya Barat, tetapi pada batinnya mereka tetap orang
Jepang yang memegang teguh adat-istiadat tradisional.
Setelah
Jepang menjadi Negara industry modern, maka jepang membutukan daerah
untuk memperoleh bahan-bahan mentahnya maupun untuk menjual hasil
barang-barangnya. Daerah yang diinginkan oleh Jepang adalah
negeri-negeri Asia, yang pada waktu itu telah dijajah atau
setidak-tidaknya dikuasai ekonominya oleh bangsa-bangsa Barat. Untuk
mendapatkan daerah Asia yang kaya dan padat penduduknya itu, jepang
harus merebutnya dengan kekerasan dari bangsa-bangsa Barat. Perang
perebutan jajahan antara Jepang dengan Negara-negara barat di Asia yang
berlangsung selama kurang lebih 3,5 tahun (1941-1945) dinamai Perang
pasifik sedangkan orang Jepang menyebutnya perang Asia Timur Raya. Pada
tanggal 8 Desember 1941 menyerang Pearl Harbor, maka Gubernur Jendral
Hindia Belanda menyatakan erang terhadap Jepang. Dalam jangka waktu
kurang dari 100 hari Jepang berhasi menumbangkan kekuasaankolonial
Inggris di Malaya dan Birma, AS di Filipina dan Belanda di Indonesia.
Setelah belanda menyerah tanpa syarat, kemudian Jepang mulai beraksi.
Jepang mulai berkuasa di Indonesia terutama pulau Jawa dan Sumatra
diperintah oleh angkatan darat, sedangkan daerah Indonesia lainnya
diperintah oleh angkatan laut jepang.
Sesuai
dengan keadaan perang, maka pemerintah militer Jepang tidak membolehkan
berdirinya partai-partai politik di Indonesia. Kegiatan politik
Pergerakan nasional Indonesia dikendalikan oleh Jepang dan ditujukan
untuk membantu jepang dalam Perang. Jepang berusaha mengerahkan semua
orang Asia untuk usaha perangnya.
2. Pengerahan total untuk usaha perang Jepang
Kedudukan
Jepang dalam Perang Pasifik pada tahun 1943 sudah berubah. Jepang yang
tadinya berada di pihak penyerang, sekarang beralih ke pihak yang
bertahan. Oleh karena itu jepang memerlukan dukungan dari penduduknya
masing-masing. Itulah sebabnya di Indonesia Jepang mulai giat
mengerahkan kaum muda Indonesia untuk membantu usaha Perang Asia Timur
Raya. Rakyat Indonesia harus dipersiapkan secara fisik untuk menghadapi
kedatangan Serikat di Indonesia. Untuk itu pada tanggal 9 maret 1943
didirikan organisasi semi militer. Dan pada bulan Agustus 1943 dibentuk
Fujingkai (Himpunan Wanita). Fujingkai dapat dimasuki oleh semua wanita
yang telah berumur 15 tahun ke atas. Kepada kaum wanita inipun
diberikan latihan-latihan militer.
Disamping
itu para pemuda ada juga yang dimasukkan kedalam kelompok khusus untuk
mendapatkan pendidikan membantu tugas-tugas kepolisian. Kelompok khusus
ini disebut keibodan yang berarti barisan bantu polisi. Umur anggota
Keibondan lebih tua dari umur anggota Seinendan yaitu antara 23 sampai
25 tahun. Yang dapat diterima menjadi anggota keibondan adalah semua
laki-laki yang berasal dari tiap desa. Para anggota Keibondan diusahakan
oleh jepang agar tidak mendapat pengaruh dari golongan nasionalis.
Keibondan dibentuk di desa-desa dimana golongan nasionalis kurang
mendapat pengaruh. Badan ini langsung dibawah pengawasan polisi,
pengawasan terhadap badan ini dilakukan secara ketat sekali. Hal ini
berbeda dengan Seinendan , dalam badan ini golongan nasionalis dapat
menanamkan pengaruhnya. Dengan demikian mereka mengisi jiwa pemuda
dengan semangat nasionalisme. Kedua badan tersebut dibentuk di Jawa,
Sumatra dan daerah-daerah yang dikuasai oleh angkatan laut, di Sumatra
Keibondan terkenal dengan nama Borneo Konen Hokokudan. Selain iru juga
dibentuk organisasi pemuda Islam yang dinamai Hisbullah.
Memasuki
tahun 1944 keadaan perang Pasifik bagi Jepang semakin gawat. Satu demi
satu daerah pendudukan Jepang jatuh ke tangan Serikat, bahkan serangan
mulai diarahkan ke negeri Jepang sendiri. Untuk meningkatkan
kesiap-siagaan rakyat Indonesia, maka tanggal 14 September 1944 dibentuk
barisan pelopor sebagai bagian dari Jawa Hokokai. Barisan pelopor ini
merupakan organisasi pemuda pertama yang langsung dibimbing oleh kaum
nasionalis Indonesia. Pemimpin barisan ini adalah Ir. Soekarno dengan
dibantu oleh R. P. Suroso dan Oto Iskandar dinata serta dr. Buntaran
martoatmodjo. Barisan pelopor menggunakan senapan kayu dan bamboo
runcing dalam mengadakan latihan-latihannya. Barisan pelopor juga
dikerahkan untuk mendengarkan pidato dari pemimpin-pemimpin nasionalis.
Mereka juga dilatih tentang cara-cara mengerakkan massa rakyat dan
memperkuat pertahanan. Karena tenaga jepang sudah habis, maka pada
bulan april 1943 dikeluarkan pengumuman yang member kesempatan kepada
pemuda Indonesia untuk menjadi pembantu prajurit Jepang (heiho).
Pada
tanggal 3 Oktober 1943 panglima tentara Jepang di jawa memaklumkan
pembentukan peta. Sebagai tindak lanjut dari penguman itu maka mulailah
dilatih puluhan calon perwira Peta di kota Bogor. Sesuai dengan
pembentukan peta di pulau jawa, maka di pulai Sumatra dibentuk Giyugun
(tentara Sukarela). Dengan adanya tentara sukarela itu timbul suatu
golongan yang memperoleh pendidikan militer pada zaman pendudukan
Jepang. Harapan-harapan jepang sebagian besar tidak terlaksana, karena
para pemimpin Indonesia yang bekerja sama dengan jepang, berhasil
menanamkan semangat nasionalisme di kalangan pemuda. Lebih-lebih pemuda
hasil didikan peta, yang kebanyakan terdiri dari pelajar-pelajar
sekolah, dapat menangkap apa yang tersirat dari apa yang tersurat oleh
para pemimpin.
D. Pemerasan Sosial-Ekonomi
1. Pemerasan Bahan Makanan
Selain
sesuai dengan situasi perang pada waktu itu, kegiatan ekonomi juga
diarahkan kepada kepentingan perang. Jepang berusaha menguasai dan
mendapatkan sumber-sumber bahan mentah untuk industry perang. Selain itu
jepang juga mempunyai rencana untuk memotong sumber perbekalan musuhnya
di Negara-negara Asia. Penguasaan wilayah yang kaya akan bahan-bahan
mentah akan meringankan beban Jepang dalam perang. Dalam melaksanakan
rencananya, jepang menempuh dua tahap. Tahap pertama adalah penguasaan
dan tahap kedua adalah penyusunan kembali ekonomi daerah jajahan untuk
memenuhi kebutuhan bahan-bahan perang. Wilayah-wilayah yang dikuasai
harus sanggup memenuhi kebutuhannya sendiri.
Sebelum
pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang, mereka melakukan
taktik bumi hangus dengan menghancurkan objek-objek vital terutama
instalasi tambang minyak bumi. Itulah sebabnya pada masa pertama
pendudukan jepang, hamper seluruh kehidupan ekonominya lumpuh. Langkah
pertama yang dilakukan pemerintah jepang adalah mengadakan rehabilitasi
sarana ekonomi seperti memperbaiki jembatan dan telepon. Dan enduduk
Jepang langsung mengawasi perkebunan kopi, kina, teh dan teh. Pemerintah
juga memegang monopoli pembelian dan menentukan harga penjualan hasil
perkebunan itu. Khusus tanaman jarak sangat dibutuhkan oleh pemerintah
penduduk Jepang untuk pelumas mesin-mesin termasuk mesin pesawat
terbang. Selain jarak, tanaman kina juga sangat dibutuhkan yakni untuk
pembuatan obat anti-malaria, karena penyakit itu dapat melemahkan
kemampuan tempur para prajurit.
Jawa
Hokokai giat melakukan kampanye untuk meningkatkan usaha pengadaan
pangan, khususnya beras dan jagung. Sedangkan bimbingan pertanian
diberikan kepada petani dengan penyuluhan pertanian. Tetapi sebaliknya
pihak Jepang tidak pernah memperkenalkan cara bertani modern sebagaimana
yang dilakukan Jepang pada waktu itu. Mereka hanya memeras hasil, tanpa
memodernisasi sistem pertanian.
Akibat
pemerasan yang dilakukan dalam bidang makanan oleh pemerintah penduduk
jepang, maka rakyat menjadi sangat miskin dan sengsara hidupnya. Makanan
sangat kurang, lebih-lebih makanan yang bergizi, sehingga menyebabkan
tenaga kerja jauh berkurang. Penyakit akibat kekurngan makanan
merajalela belum lagi ditambah dengan timbulnya bencana alam. Masalah
pokok lainnya yang menyangkut kehidupan rakyat adalah masalah sandang.
Sebelum pendudukan jepang masalah sandang di Indonesia sangat
tergantung pada import. Tetapi semenjak pendudukan jepang, Indonesia
harus mengusahakan sendiri bahan pakaiannya. Caranya adalah dengan
mengusahakan percobaan penanaman pohon kapas di beberapa daerah. Usaha
pemintalan kapas dilakukan secara menyeluruh, tetapi karena kekurangan
bahan baku usaha itu terpaksa dihentikan. Di pedesaan sebagian besar
rakyatnya telah mulai memakai kain goni atau bagor.
Pada
awal tahu 1944 atas inisiatif Jawa Hokokai diadakan pecan pengumpulan
pakaian untu rakyat jelata. Usaha tersebut tidak begitu menolong,
sehingga rakyat masih kekurangan. Akibat pemerasan yang dilakukan oleh
pemerintahan penduduk Jepang, maka keadaan penghidupan rakyat menjadi
parah.
2. Pemerasan Tenaga manusia
Pemerasan
tenaga manusia pada zaman pendudukan jepang dilakukan terhadap semua
golongan dalam masyarakat Indonesia, baik orang kota maupun orang desa,
mulai dari yang terpelajar sampai kepada yang butahuruf sekalipun.
Semuanya diperahkan untuk usaha perang. Golongan yang paling sensara
pada zaman pendudukan Jepang adalah romusya. Merka dipekerjakan secara
paksa oleh pihak jepang, terutama pada obyek-obyek militer seperti
membuat lapangan terbang, membuat kubu-kubu pertahanan dan membuat jalan
kereta-api. Tenaga romusya kebanyakan diambil dari desa-desa dan
umumnya mereka tidak bersekolah atau paling tinggi tamat sekolah dasar.
Pada mulanya mereka dibujuk menjadi romusya , dan kalau tidak berhasil
barulah dilakukan pemaksaan.
Pemerasan
tenaga romusya tersebut telah membawa akibat pula dalam struktur social
di Indonesia. Banyak pemuda-pemuda tani yang menghilang dari desanya,
karena mereka takut dikirim sebagai romusya. Apalagi pemerintahan jepang
bertindak lebih jauh lagi dimana hamper semua laki-laki yang sehat
diambil. Tetapi para romusya yang selamat dan kembali ke desanya akan
mempunyai pengalaman-pengalaman banyak dalam berbagai bidang. Mereka
yang datang membawa gagasan baru, sehingga desa terbuka untuk perubahan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ø Meletusnya
Perang Pasifik berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan
negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang
dan menduduki Hindia-Belanda adalah untuk menguasai sumber-sumber alam,
terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta
mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat penyediaan bagi
seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber
minyak utama. Pada zaman pendudukan Jepang di Asia Pasifik ini,
terutama di Indonesia, memunculkan beberapa pengaruh di bidang politik,
militer dan ekonomi. Hal ini melatarbelakangi munculnya Pergerakan
Nasional di Indonesia seperti Budi Utomo untuk menentang imperialisme
barat.
Ø Pada masa pendudukan Jepang terjadi pengekangan politik terhadap Indonesia. Sejak
masuknya kekuasaan Jepang di Indonesia, organisasi-organisasi politik
tidak dapat berkembang lagi. Bahkan pemerintah pendudukan Jepang
menghapuskan segala bentuk kegiatan organisasi-organisasi, kemudian
diganti dengan organisasi buatan Jepang, sehingga kehidupan politik pada
masa itu diatur oleh pemerintah Jepang.
Ø Tidak
hanya pengekangan politik yang terjadi di Indonesia, akan tetapi
pemerasan sosial-ekonomi terhadap Indonesia juga terjadi antara lain
pemerasan bahan makanan dan pemerasan tenaga kerja yang dilakukan oleh
pemerintah Jepang.
DAFTAR PUSTAKA
Badrika w. 2004. Sejarah nasional Indonesia dan Umum SMA XI Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Notosusanto N dan Basri Y. 1979. Sejarah Nasional Indonesia SMP Jilid III. Jakarta: offset Bumirestu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar